Salah satu kisahnya bahwa jauh sebelum pesantren Tebu Ireng didirikan tahun 1899, ada seorang waliyullah yang tak diketahui berasal dari mana dan entah mau ke mana
Wali itu datang dengan pakaian serba putih dan berjenggot panjang yang berhenti di tepian sungai, yang saat ini menjadi pesantren. Ia lalu mengamati seraya bertutur dengan kasafnya.
"Kelak di tempat ini akan datang seorang yang alim ilmunya menyinari negeri," ucap orang tua berjubah.
Orang tua berjubah itu berlalu dan membuat masyarakat dan warga sekitar keheranan. Ternyata prediksinya itu tidaklah meleset.
Baca Juga: PDIP, PKS, dan NasDem Sudah Input Dokumen Lengkap ke Sipol KPU, Belum Masuk Tahap Verifikasi
Orang alim yang dimaksud, tak lain ialah Hadratussyekh Kyai haji Muhammad Hasyim Asya'ri beserta keturunan dan para santrinya.
Di kemudian hari, di kesempatan lain ada sebuah kisah sejarah yang terdapat pada buku sejarah alumni pesantren.
Entah kejadian yang dimaksud sama atau memang berbeda, menyebutkan sebuah kisah yang kurang lebih sebagai berikut:
Alkisah ada seorang kakek tua yang berdiam diri di sebuah pohon, ia menjadikan pohon itu sebagai tempat berteduhnya berhari-hari.
Baca Juga: Sumbang Emas Pertama Cabor Renang di Asean Para Games 2022, Aris Wibawa Ternyata Belum Puas