JURNAL MEDAN - Profil Erik Ten Hag, kandidat pelatih Manchester United yang punya filosofi mirip Pep Guardiola dan punya hati mirip Ole Gunnar Solskjaer.
Erik Ten Hag lahir di Haaksbergen, Belanda pada 2 Februari 1970. Ia memulai karir sebagai pesepakbola pada tahun 1989.
Sebagai orang Belanda, Erik Ten Hag punya filosofi sepakbola sendiri namun di sepakbola modern, ia dinilai mampu memodifikasi konsep mirip Pep Guardiola.
Sebagai pesepakbola, Erik malang-melintang di Eredivisie membela beberapa klub seperti FC Twente, RKC Waalwijk, hingga FC Ultrech sebelum pensiun di tahun 2002.
Setelah pensiun, Erik memulai karir kepelatihan pada tahun 2012 ketika ia menjadi pelatih kepala Go Ahead Eagles di Liga 2 Belanda.
Ten Hag sukses membawa GAE ke peringkat 5 klasemen akhir dan promosi ke Liga 1 melalui jalur play-offs.
Di tahun 2013, Ten Hag diboyong Bayern Munich untuk menukangi reserve tim raksasa Bundesliga tersebut.
Baca Juga: Betah di PSIS Semarang, Rachmad Hidayat Sudah Tutup Pintu Balik ke PSMS Medan Untuk Liga 2 2022
Nah, di situlah Ten Hag bertemu Pep Guardiola dan banyak belajar taktik dan strategi dari sang senior.
Dua tahun 'menuntut ilmu' di Bayern, Ten Hag kembali ke kampung halaman untuk menukangi FC Ultrech.
Di tim inilah Ia mulai mengembangkan sepakbola yg Ia inginkan. Salah satu nama yg dipoles waktu itu adalah Haller yang kini jadi predator ganas Ajax.
Ten Hag membawa Ultrech finish di posisi 5 dan 4 selama 2 musim beruntun. Ini membuat raksasa Belanda Ajax tertarik.
Lalu Ten Hag pindah ke Ajax pada 2018. Pelatih saat itu hengkang tepat setelah Ajax disakiti Manchester United di final Europa League.
Di Ajax nama Ten Hag sebagai pelatih makin bersinar karena ia berhasil memberikan dia kali juara liga dan dua kali juara KNVB Cups.
Namun Liga Champions 2019 lah yang membuat mata dunia tertuju pada Ten Hag.
Ketika itu, Ten Hag dengan skuad pemain muda mampu menumpas tim sekaliber Juventus dan Real Madrid lalu melaju ke semifinal.
Bahkan Ajax nyaris sampai final sebelum disakiti Tottenham Hotspur yang ketika itu dilatih Mauricio Pochettino.
Musim ini rekor Ajax makin menggila. Dari 29 pertandingan musim ini, mereka sudah mencetak 85 gol dan hanya kebobolan 15 gol saja.
Lalu, seperti apa sih filosofi permainan Ten Hag hingga Ajax bisa dibuatnya mengerikan?
Gaya main Ajax bisa dibilang mirip dengan gaya Pep, kuat dalam penguasaan bola.
Ten Hag juga fleksibel soal taktik, bisa main false 9 dengan Dusan Tadic, atau yang lebih konvensional dengan Sebastien Haller.
"Saya belajar banyak dari Pep Guardiola," demikian ucapan Ten Hag ketika ada yang menanyakan gaya main Ajax mirip dengan tim yang diasuh Pep Guardiola yakni Barcelona dan Manchester City.
Namun permainan Barcelona era Pep Guardiola sepertinya di copy paste oleh Ten Hag. Permainan menyerang dan atraktif dengan 4-3-3.
Apa kekuatan Ten Hag?
Selain taktik, ia juga terkenal sebagai good guy. Ten Hag lebih senang cara pendekatan ketimbang membentak dan diktator terhadap pemain. Mirip Ole Gunnar Solskjaer?
Baca Juga: SAH, Pelatih Baru PSMS Medan untuk Liga 2 2022 Sudah Diketok, Beberapa Hari Lagi Namanya Diumumkan
Apa kelemahan Ten Hag?
Sebagai pelatih yang terhitung masih muda Ten Hag masih menghadapi banyak hal ke depan bersama Manchester United.
Apalagi banyak opini yang mengatakan bahwa sepakbola Belanda tidak bisa jadi acuan di Inggris.
Pertanyaannya, apakah Ten Hag siap untuk panggung yang lebih besar di Liga Inggris bersama MU.
Jika nantinya memang benar-benar akan menukangi MU, pekerjaan rumah yang harus dilakukan sangat banyak.
Baca Juga: Pelatih Villarreal Unai Emery Sudah 'Feeling' Sejak Awal Mendepak Bayern Munich di Liga Champions
Mulai mencari wing-back yang jago over-lap hingga gelandang yang bisa menjaga kestabilan lini tengah. Belum lagi pekerjaan untuk untuk menundukkan ego para pemain.
Apakah Ten Hag bakal membawa kesusksesan dengan cepat di MU? Tentu saja semua itu tergantung target klub dan pemilik.
Mau cepat, ya siap-siap membeli pemain mahal d berkualitas bintang. Gelontorin dana macam Pep di City.
Atau biarkan Ten Hag mencari dan membangun timnya sendiri seperti Ajax yang ganas di tahun 2019.
Namun kalau dilihat dari skuad MU saat ini, agaknya jauh dari kata cukup atau pas untuk memenuhi gaya main dan taktik Ten Hag. ***