JURNAL MEDAN - Pengamat sepakbola Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali menilai gas air mata dan panitia penyelenggara (Panpel) Arema FC vs Persebaya sebagai penyebab utama kerusuhan di Kanjuruhan.
Gas air mata, kata dia, menjadi penyebab tewasnya ratusan suporter karena berdesakan, sesak napas, dan terhimpit saat berusaha menghindari asap gas air mata.
Sementara panitia penyelenggara (Panpel) melanggar prosedur dengan mencetak banyak tiket yang tidak mematuhi instruksi kepolisian.
Menurut Akmal Marhali, polisi sebenarnya sudah meminta Panpel hanya mencetak 25 ribu tiket. Tapi kenyataannya Panpel mencetak 45 ribu tiket.
Akibatnya, stadion Kanjuruhan menjadi over capacity dan ini adalah pelanggaran prosedur yang sangat fatal karena menyebabkan ratusan suporter tewas.
"Polisi sudah sampaikan bahwa hanya boleh mencetak 25 ribu tiket, tapi kemudian panpel Arema mencetak sampai 45 ribu tiket," kata Akmal Marhali kepada wartawan, Minggu, 2 Oktober 2022.
Jumlah penonton dengan aparat kepolisian yang tidak sebanding mengakibatkan aparat menembakkan gas air mata secara membabi buta.