Legenda Ikan Batak Jelmaan Boru Siagian di Mual Sirambe, Kisahnya Berasal dari Seorang Wanita Cantik

5 Agustus 2022, 08:02 WIB
Foto: Sungai Cidomas Purwakarta terkanal dengan airnya yang sangat jernih, karena bukan hanya aliran sungai dari gunung tapi juga sumber mata air. /tangkap layar IG @purwakarta.pisan

JURNAL MEDAN - Mual Sirambe, dikenal sebagai mata air yang sumber airnya berasal dari bawah bebatuan besar.

Berikut ini kisah legenda ikan jelmaan Boru Siagian di Mual Sirambe. Sumber mata air dari bawah membentuk anak sungai yang disebut sungai Sirambe dan sangat indah.

Mual Sirambe juga dikenal luas dengan habitat Ihan (ikan) Batak yang erat kaitannya dengan mitos boru Siagian. Kejernihan airnya sangat sulit dilupakan.

Baca Juga: Khutbah Jumat Menyambut 17 Agustus, Tema: Merdeka dari Belenggu Nafsu yang Menjerumuskan

Dahulu kala di suatu tempat hiduplah seorang Boru Siagian ditengah-tengah keluarga yang sederhana.

Hatinya sangat tulus sehingga setiap doa yang dipanjatkan kepada Mulajadi Nabolon atau sang pencipta selalu dikabulkan.

Berikut kisah Legenda Ihan Batak Jelmaan Boru Siagian dikutip dari Chanel Youtube idohape

Ihan Batak Jelmaan Boru Siagian memiliki paras cantik, orangtuanya menyadari kelebihan putrinya dan berusaha menyembunyikan kecantikan putrinya dari dunia luar.

Baca Juga: Teks Surat Yasin full AYAT 1-83 lengkap tulisan Arab dan Latin Indonesia

Setiap ada sesuatu yang diinginkan oleh bapaknya putrinya Boru Siagian, selalu diminta berdoa untuk keinginan tersebut dan selalu dikabulkan.

Hari demi hari terus berjalan sehingga dia pun tumbuh menjadi gadis berparas cantik.

Akan tetapi, karena tidak ingin kelebihan putrinya diketahui orang lain Sang Putri yakni Boru Siagian dipingit orangtuanya dan diasingkan dari dunia luar.

Singkat cerita Boru Siagian tumbuh dewasa, orangtuanya berencana menjodohkannya dengan paribannya.

Sayangnya Boru Siagian menolak Perjodohan itu.

Baca Juga: Potret Stadion Liga Jepang, Ada Klub Elit J1 League yang Bermain di Venue dengan Kapasitas 15 Ribu

"Ibu jangan paksa aku menikah dengan paribanku, aku tidak mencintainya, ini berat bagiku ucapnya dengan sendu," ujarnya.

Karena tidak terima dengan Perjodohan itu, ia kabur dari rumah dan memilih bersembunyi di sebuah mata air yang dikenal dengan Mual Sirambe sekarang ini.

Kemudian ia duduk di atas sebuah baru dan berdoa dengan berderai air mata. Ia memohon dalam doanya agar tidak jadi menikah dengan laki-laki pilihan orangtuanya.

"Aku tidak menyukainya Aku tidak mau menikah dengannya," ujarnya sambil menangis.

Dalam isak tangisnya, ucapan dan doa sang gadis akhirnya dikabulkan, seketika tubuhnya berubah menjadi ikan dan ia pun berenang dengan lincahnya.

Baca Juga: Baca Manga One Punch Man Chapter 169 Bahasa Indonesia, Genos Paham Semua yang Terjadi, Spoiler Raw Scan

Ikan atau Ihan Batak ini sangat jarang ke permukaan air dan dianggap sebagai jelmaan Boru Siagian.

Keyakinan masyarakat lokal inilah sampai sekarang yang membuat Mual Sirambe dikenal sebagai habitat Ihan Batak yang dinilai sakral.

Pada suatu hari ada warga luar yang menjala Ihan Batak dimulai sirambe tanpa permisi kepada petua adat Desa Bonan Dolok.

Kemudian dua warga yang mengetahui kejadian itu langsung melaporkan kepada petuah dan aparat desa tetua desa.

Meminta agar mereka meminta maaf dengan membawa indahan (nasi) atau memberikan makan sebagai permintaan maaf dari kesalahan yang mereka lakukan.

Baca Juga: PSMS Medan Sambut Kedatangan Pemain Baru Saat TC di Berastagi

Mereka datang meminta maaf sambil margondang di Mual Sirambe.

Begitulah aturan yang diturunkan dari orang tua terdahulu, sifatnya mengikat dan tak satupun warga Bonan Dolok yang berani melanggar aturan tersebut.

Menurut sejarah Mual Sirambe dibangun pada tanggal 14 Mei 1953 oleh keturunan marga Siagian yang bernama Al Sumur Siagian.

Ditandai dengan berdirinya sebuah monumen berbentuk mahkota di lokasi tersebut.

Sebuah Ratu yang terletak di tengah Mual Sirambe kerap dijadikan pengunjung sebagai tempat meletakkan persembahan atau sesajen berupa jeruk purut dan daun sirih.

Baca Juga: Cabor Bulutangkis Lewati Target di ASEAN Para Games 2022, Menpora: Modal Menuju Paralimpiade Paris 2024

Batu tersebut diyakini sebagai tempat Boru Siagian berdoa sebelum berubah menjadi Ihan Batak Atambua sirambe yang hingga kini masih diceritakan secara turun temurun kepada anak-anak.

Mual sirambe ramai dikunjungi wisatawan lokal, selain memberikan kesejukan air, juga sering diambil sebagai obat.

Selain menarik dari sisi mitosnya juga terkesan menyenangkan karena bisa berinteraksi secara langsung dengan Iran Batak di lokasi tersebut.

Jadi pengunjung yang ingin berinteraksi langsung dengan Ihan Batak diharapkan membawa makanan berupa kacang tanah yang dihaluskan atau nasi untuk diberikan kepada ikan tersebut.

Baca Juga: Sinopsis dan Spoiler Alone, Film Horor Thailand Tayang ANTV: Polemik Asmara 2 Saudara Kembar Berujung Maut

Ratusan ekor Ihan Batak akan berkerumun untuk merebut makanan yang ditaburkan oleh pengunjung, momen ini menjadi daya tarik dan sensasi yang Takkan Terlupakan oleh pengunjung.

Mual sirambe terletak di desa Bonan Dolok kecamatan Balige Kabupaten Toba dengan jarak tempuh 18 km dari pusat kota Balige.

Mual Sirambe bisa dilalui menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat.

Kualitas air Sirambe sangat bagus dan jernih yang memungkinkan untuk syarat hidup ikan yang sudah hampir langka ini.

Yaitu hanya bisa hidup pada air jernih yang terus mengalir deras dengan suhu relatif rendah 21-25 derajat Celcius.

Baca Juga: Viral Carlos Fortes Ngurut di Tukang Urut Tradisional, Netizen Soroti Tim Sepak Bola Profesional Indonesia

Kebiasaan dari ikan ini berkelompok dan beriring atau mundur Udur dalam bahasa Batak. Ihan Batak dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan ikan jurung atau torsoro.

Dalam budaya Batak Ihan Batak merupakan bagian dari tradisi yang tidak terpisahkan hampir dalam setiap adat Batak yang sakral.

Selalu disajikan sebagai sebuah persembahan dan perantara meminta doa kepada Tuhan mendapatkan berkat kesehatan rezeki dan keturunan.

Hingga kini masyarakat sekitar meyakini bahwa Ihan Batak yang hidup dimulai sirambe tidak boleh diambil dan dibawa pulang.

Jika melanggar aturan ini dipercaya orang tersebut akan mengalami sakit parah bahkan hingga meninggal.

Bagi pengunjung yang ingin datang ke tempat ini dihimbau untuk menjaga kesopanan dan tidak membuang sampah sembarangan.

Pengunjung yang beruntung akan melihat Ihan Batak yang berukuran besar dengan bentuk kepala berbeda dari Ihan Batak pada umumnya.

Ihan Batak tersebut berwarna merah keemasan yang akan muncul dipermukaan mual sirambe.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat ikan tersebut membawa keberuntungan dan keberkahan bagi yang melihatnya.

Itupun jika orang tersebut tidak terkejut melihatnya. Bagi yang terkejut melihatnya diyakini sebagai pertanda akan mengalami hal-hal yang kurang baik.

Untuk mengantisipasi hal yang tidak baik tersebut biasanya dilakukan upacara mangupa atau manggele Tondi dengan menggunakan Ihan Batak sebagai perantara doa.***

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler