Network
JURNAL MEDAN - Perkembangan teknologi begitu cepatnya sehingga tidak ada pembatas bagi siapa saja untuk memperoleh informasi. Media sosial adalah lambang peradaban di era digital dan terkoneksi. Informasi tersedia bebas dan semua dapat memperolehnya tanpa ruang dan waktu.
Cukup dengan smartphone segala aktivitas dunia luar dapat ditelusuri dengan cepat dan update. Dunia pun terasa kecil dengan gelombang informasi. Jika informasi itu tidak difilter dengan baik, maka keresahan akan terjadi di masyarakat kita.
Perkembangan dunia kini yang di bawa peradaban Barat dengan jargon ’kebebasan’ namun jangan sampai kita latah dalam memahami kebebasan itu.
Baca Juga: Kode Redeem Free Fire Selasa 6 April 2021, Buruan Klaim!
Kebebasan berekspresi dan berpendapat memang diperbolehkan dalam Islam dan UUD 1945, namun bukan berarti kebebasan itu tanpa batas atau aturan, sehingga dapat berbuat sesuai dengan kehendak hawa nafsu sendiri.
Hal ini tentu tidak dibenarkan oleh konstitusi. Keresahan di masyarakat sering terjadi diakibatkan oleh konten-konten negatif yang sengaja dibuat demi untuk mengejar penonton (viewer) dan pembaca (reader).
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ
Artinya: ”Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669).
Baca Juga: Sinopsis Drama Turki Hercai Selasa 6 April 2021: Yaren Gantung Diri dan Reyyan Alami Pendarahan
