JURNAL MEDAN - Eks Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie menyebut DKPP sebagai mahkamah etik pertama di dunia.
Status itu menjadikan DKPP unik karena satu-satunya lembaga di dunia yang mengurusi persoalan etik yang menggunakan prinsip pengadilan modern.
"Jadi negara kita itu sudah mengadopsi konsep peradilan etik. Lahirnya Bawaslu dan DKPP adalah kreativitas kebangsaan kita," kata Jimly Asshiddiqie saat perayaan HUT DKPP 2021 yang telah berusia 9 tahun di Gedung DKPP, Jakarta, Senin 14 Juni 2021.
Menurut Jimly, membangun sebuah lembaga peradilan etik bukan pekerjaan sambilan. Pekerjaan ini membutuhkan keseriusan dan fokus.
Sementara tugas terpenting bangsa Indonesia menurut Mantan Ketua MK ini adalah bagaimana meninggalkan warisan atau legacy untuk generasi masa depan.
"Jadi bagaimana mempromosikan DKPP lebih lanjut karena kita ini sedang membangun sistem rule of law dan ke depannya kita membangun rule of ethic," ujar Jimly yang kini menjadi Anggota DPD RI.
"Kita ingin membangun demokrasi berkualitas dan berintegritas. Itu sebabnya DKPP ini bukan pekerjaan sambilan. Ini pekerjaan serius yang membuat kita bersama harus meninggalkan legacy untuk generasi berikutnya. Jadi generasi kita ke depan itu bukan tegaknya hukum saja, tapi tegaknya etika," jelas Jimly.
Baca Juga: Link Twibbon HUT DKPP yang ke-9 Tahun 2021, Berikut Cara Menggunakannya