Keduanya memberi buket bunga kepada seluruh pemain PSMS sebagai simbol persahabatan untuk menghilangkan rasa musuh bebuyutan serta suasana akrab dan hangat.
Tradisi Guard of Honour ini pertama kali dilakukan dalam pertandingan sepakbola Indonesia setelah bangsa Indonesia Merdeka.
Laga dipimpin wasit Paul Then yang berlangsung menarik sejak awal. Aksi para pemain dengan teknik tinggi disertai permainan tempo tinggi.
Beberapa wartawan menilai pertandingan kedua tim ini lebih baik dari Final Kejurnas PSSI 1954.
Baca Juga: Profil Terbaru Arkhan Fikri, Wonderkid Sumut dan Gelandang Timnas U-19 yang Dicuri Arema FC
Ada yang menyebut laga ini terbaik di Indonesia pada masa itu karena dimainkan pada waktu spesial yakni perayaan hari kemerdekaan RI yang ke-10.
Pertandingan diwarnai tackling dan pelanggaran keras, tapi situasi sportif dan fairplay terjaga. Tidak ada emosional para pemain.
Serangan sporadis PSMS Medan dimotori Ramlan Yatim bersama duet striker PSMS Ramli Yatim dan Yusuf Siregar.
Keduanya berhadapan langsung dengan pertahanan Persija yang digalang Kwee Kiat Seek dan Thio Him Tjiang.