JURNAL MEDAN - Survei Jaringan Jurnalis Indonesia (JJI) menyatakan masyarakat butuh presiden atau pemimpin yang inovatif.
Inovatif berarti seorang presiden yang memiiki inovasi kebijakan yang akan memperbaiki kualitas hidup banyak orang, termasuk melakukan perubahan.
"Sebanyak 88,9 persen responden ingin dan berharap presiden pada 2024 memiliki kemampuan membuat perubahan," demikian keterangan JJI yang diterima Jurnal Medan, Sabtu, 4 Maret 2023.
Baca Juga: Video Viral Pegawai Alfamart Hajar Dua Pencuri Sekaligus, Perampok Sampai Tersungkur
Kompetensi perubahan itu diikuti jejak kemampuan memimpin pada situasi kritis yang disertai membuat kebijakan inovatif, misalnya, pada saat pandemi Covid-19 yang berpengaruh terhadap perekonomian dan pendapatan masayarakat.
Survei JJI juga mengungkap tingkat kepuasan masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi cukup tinggi di angka 79,7 persen responden.
Dari angka tersebut sebanyak 22,2 persen responden menyatakan sangat puas dan 57,5 persen menyatakan cukup puas.
Hanya 11,3 persen responden yang menyatakan kurang puas terhadap kinerja Jokowi, 5,7 persen menyatakan tidak puas, serta 3,3 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Koordinator JJI Agusta Irawan mengatakan tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi sejalan dengan peningkatan kepuasan masyarakat terhadap situasi ekonomi nasional pasca dampak pandemi Covid 19.
Misalnya, tingkat kepuasan pada bidang kesejahteraan sosial sebesar 79,4 persen dan tingkat kepuasan publik di bidang politik dan keamanan tercatat sebesar 78,1 persen.
"Adapun di bidang penegakan hukum, tingkat kepuasannya sebesar 77,5 persen," kata Agusta dalam keterangan tertulisnya.
Kemudian 73,6 persen responden menginginkan presiden yang memiliki kemampuan membuat kebijakan populis dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Kebijakan berdampak langsung ini seperti program Prakerja, bantuan UMKM dan pelatihan digital teknologi serta menggerakkan birokrasi secara sama-sama.
Tiga Karakter
Survei JJI juga mengungkapkan tiga karakter utama yang diinginkan masyarakat terhadap tokoh yang akan meneruskan Jokowi.
Ketiga karakter itu adalah peduli pada rakyat, jujur, bisa dipercaya dan bersih dari korupsi. Di dalamnya termasuk pemimpin yang berpengalaman.
Fakta ini dijawab oleh 89,2 persen responden/masyarakat yang menginginkan calon presiden dan wakil presiden wajib perhatian pada rakyat.
Baca Juga: AIPI Dukung KPU Lawan Putusan PN Jakpus Soal Pemilu Ditunda, Termasuk Bongkar 3 Sosok Hakim-nya
Berdasarkan data dan fakta hasil survei tersebut, JJI kemudian melanjutkan survei dengan mencari tahu preferensi publik terhadap tingkat elektabilitas para capres yang ada saat ini.
Menurut hasil survei, bursa capres masih didominasi 5 nama yakni Airlangga Hartarto, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Puan Maharani, dan Anies Baswedan.
Hasilnya, nama Airlangga Hartarto menempati urutan pertama dalam tingkat elektabilitas tokoh/kandidat capres jika pilpres digelar saat ini.
Tingkat elektabilitas Ketua Umum Golkar itu berada di angka 24,1 persen. Di urutan kedua Prabowo Subianto yang mencatatkan elektabilitas sebesar 18,1 persen.
Ganjar Pranowo yang belum ada kepastian memiliki tiket untuk maju di Pilpres atau bakal diusung PDIP Perjuangan memiliki elektabilitas sebesar 12,6 persen.
Anies Baswedan di urutan keempat dengan tingkat elektabilitas sebesar 8,2 persen dan di urutan kelima Puan Maharani dengan tingkat elektabilitas 6,4 persen.
Setelah itu secara berurutan muncul nama Andika Perkasa 5,3 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 3,2 persen, Muhaimin Iskandar 2,7 persen.
Tokoh lain seperti Erick Thohir, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, La nyalla Mataliti, Moeldoko, Khofifah Indar Parawansa: jika elektabilitasnya dijumlahkan 7,2 persen, sedangkan yang tidak memilih 12,2 persen.
Adapun survei terhadap elektabilitas parpol tertinggi, Partai teratas dengan tingkat keterpilihan tertinggi.
Golkar mengeser posisi PDI Perjuangan sebagai pemenang pemilu 2019, dimana tingkat elektabilitas partai berlambang pohon beringin sebesar 18,6 persen.
Elektabilitas PDIP 16,9 persen, angka itu turun dibandingkan hasil pemilu 2019. Berikutnya Partai Gerindra 14,7 persen, meningkat dari perolehan Pemilu 2019.
Kemudian Partai NasDem 6,9 persen, Partai Demokrat 6,4 persen, PKS 5,3 persen, PKB 5,2 persen, Perindo 4,2 persen, PAN 2,6 persen, PPP 2,4 persen.
Baca Juga: Survei Median: 73,2 Persen Netizen Tak Ingin Penundaan Pemilu, Dilaksanakan Sesuai Jadwal dari KPU
"Partai lainnya: 4,6 persen dan yang tidak memilih sebanyak 12,2 persen," tulis keterangan di dalam rilis JJI.
Survei ini dilakukan terhadap warga negara Indonesia (WNI) berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah melibatkan 2080 responden dipilih di 34 Provinsi.
Metode yang digunakan multistage random sampling dengan rincian 1900 respoden berpendidikan SMA dan Universitas.
Kemudian 100 respoden berpendidikan SMP dan sebanyak 80 respoden berpendidikan SD.
Kata Pengamat
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura Surokim mengatakan, jika berkaca kepada hasil survei, kemunculan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di peringkat teratas sebagai keinginan masyarakat.
Survei juga bisa diartikan sebagai bentuk keinginan masyarakat untuk melakukan perubahan dan melanjutkan program-program Jokowi.
"Ya unggulnya Airlangga Hartarto sebagai Presiden 2024 pilihan masyarakat adalah bentuk keinginan masyarakat untuk perubahan, dan melanjutkan program Jokowi," kata Surokim kepada wartawan, Sabtu, 4 Maret 2023.
Surokim menduga saat ini masyarakat di Jawa tidak lagi melihat sosok capres dari suku, tetapi lebih pada kerja nyata.
Baca Juga: Survei: 88,7 Persen Masyarakat Pilih Calon Presiden yang Punya Program Lapangan Kerja Konkret
Menurut dia, hal inilah yang terjadi pada Airlangga yang telah membuktikan kinerjanya sebagai Menko Perekonomian.
"Masyarakat di Jawa tidak lagi melihat sosok calon pemimpin dari suku, tetapi melihat dari kinerjanya yang nyata seperti yang dilakukan Airlangga sebagai Menko Perekonomian, " ujarnya.
Saat ditanya soal kinerja Airlangga di pemerintahan, Surokim mengatakan hasil survei menyatakan demikian.
Airlangga, kata dia, diharapkan membawa perekonomian Indonesia jauh lebih baik lagi sehingga peluang untuk melanjutkan program Jokowi akan terlaksana jika menjadi presiden 2024.
Selain itu, keunggulan Airlangga Airlangga ini menjadi momentum bagi Golkar untuk lebih bekerja keras lagi dalam memenangkan ketua umumnya sebagai Presiden 2024.
"Unggulnya Airlangga ini momen Golkar untuk lebih semangat lagi dalam menangkan Airlangga jadi Presiden 2024," pungkasnya.***