10 Fakta Tentang Barus, Titik Nol Peradaban Islam di Indonesia yang Terletak di Sumatera Utara

16 April 2021, 10:48 WIB
Makam Syekh Mahmud di Makam Papan Tinggi Barus /Jurnal Medan/Sunardi Panjaitan/

JURNAL MEDAN - Barus merupakan gerbang pertama masuknya Islam ke Indonesia. Saat ini, Barus menjadi sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Pada tanggal 24 Maret 2017, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Barus. Hal ini menandai posisi penting Barus dalam sejarah masuknya Islam di Indonesia.

Dalam berbagai literatur disebutkan bahwa Islam pertama kali masuk ke Indonesia pada abad ke-7 Masehi di Barus yang kala itu masih masuk wilayah Kerajaan Samudera Pasai.

Kota Barus sebagai kota Emporium dan pusat peradaban pada abad 1 – 17 M, dan disebut juga dengan nama lain, yaitu Fansur

Baca Juga: Pemerintah Bikin Bingung, Mardani: Warga Dilarang Mudik, tapi Disarankan Mudik Sebelum 6 Mei

Baca Juga: Isu Reshuffle Kabinet, Refly Harun: Sampai Kapanpun Ahok Tidak Bisa Menjadi Menteri, Ini Dasarnya!

Berikut 10 fakta tentang Barus, sebagai kawasan Titik Nol Peradaban Islam Nusantara yang terletak di Sumatera Utara.

1. Barus dikenal juga dengan nama Fansur
Kota Barus pada abad ke 7-17 Masehi dikenal sebagai kota Emporium dan pusat peradaban. Barus juga disebut juga dengan nama lain, yaitu Fansur

2. Penghasil Kapur Barus dan Kemenyan
Salah komoditas yang terkenal sehingga membuat para saudagar banyak singgah ke Barus adalah adalah kapur barus (campher) dan kemenyan (styrax benzoin).

3. Barus kini jadi nama Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah

Barus kini menjadi salah satu Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Luas wilayah Kecamatan Barus saat ini adalah 21,81 km², dan memiliki penduduk pada tahun 2020 berjumlah 18.919 jiwa.

Sebelumnya, Barus merupakan salah satu Kecamatan terluas di Kabupaten Tapanuli Tengah. Namun terjadi pemekaran di Kecamatan Barus sehingga terbagi menjadi 4 Kecamatan, yaitu Kecamatan Barus Utara, Kecamatan Sosorgadong, Kecamatan Andam Dewi dan Kecamatan Manduamas.

Baca Juga: Jeff Smith, Cowok Baik-baik di Sinetron dan FTV Ditangkap Kasus Narkoba

Baca Juga: Isu di Myanmar Bisa Berubah dari Kudeta ke Konflik Etnis, PKS: KTT ASEAN Mendesak

4. Terletak di Pantai Barat Sumatera
Kecamatan Barus berada di Pantai Barat Sumatra dengan ketinggian antara 0 – 3 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Barus terletak pada Koordinat 02° 02’05” - 02° 09’29” Lintang Utara, 98° 17’18” - 98° 23’28” Bujur Timur

5. Memiliki Makam Ulama dengan Panjang 8 Meter
Salah satu tempat yang paling banyak didatangi oleh para peziarah adalah Makam Papan Tinggi di Desa Pananggahan, Kecamatan Barus. Makam yang terletak diketinggian kurang lebih 200 meter dari permukaan laut, harus  ditempuh dengan menaiki sekitar 800 anak tangga.

Di Komplek Pemakanan ini terdapat Makam Syekh Mahmud yang panjang makamnya sekitar 8 meter.

6. Memiliki Komplek Pemakaman Tua Bernama Makam Mahligai

Selain situs Papan Tinggi, terdapat situs Makam Mahligai, yang kerap didatangi para peziarah. Jaraknya sekitar 3 kilometer dari kompleks Papan Tinggi. Luasnya sekitar 3 hektare dan di sekitarnya terdapat perkebunan karet. Kompleks makam ini terletak di perbukitan.

Ada sekitar 215 makam yang berada dalam kompleks makam Mahligai. Makam-makam ini tersusun berkelompok. Satu makam yang dinilai paling tua adalah milik Syekh Rukunuddin. Syekh Rukunuddin diyakini berasal dari jazirah Arab.

Baca Juga: Berbuka atau Berdoa Dahulu Saat Adzan Berkumandang?

Baca Juga: Susahnya Minta Ampun, Ini 5 Meme Kocak Sulitnya Bangun ketika Sahur

7. Jadi Pusat Penelitian Arkeologi Dunia
Barus, menjadi salah satu tujuan wisata bagi para peneliti arkeologi islam, baik dari dalam negeri dan dari luar negeri, khususnya di Lobu Tua dimana peneliti Prancis dan Indonesia melakukan eksplorasi arkeologi.

Salah satu arkeolog dunia yang hasil penelitiannya cukup sering dikutip tentang Barus adalah arkeolog asal Perancis yakni Prof Dr Ludwick Kalus, Prof Dr C Guillot dan Dr Daniel Perret.

8. Tempat Lahirnya Hamzah al-Fansuri

Hamzah al-Fansuri atau dikenal juga sebagai Hamzah Fansuri merupakan seorang ulama sufi dan sastrawan yang hidup pada abad ke-16. Hamzah Fansuri berasal dari Barus dan tercatat sebagai salah satu ulama sufi terbesar dan sastrawan besar di nusantara.

9. Terdapat 44 Makam Aulia

Salah satu bukti bahwa Barus adalah kota Islam pertama di Indonesia juga dapat dilihat dari keberadaan 44 makam aulia yang ada di Kecamatan Barus. Selain di Makam Papan Tinggi dan Makam Mahligai, sejumlah makam aulia juga terdapat dibeberapa titik di Kecamatan Barus.

Sayang, beberapa lokasi makan kini tidak terawat dengan baik dan terancam hilang akibat terbawa arus banjir dan longsor.

10. Lokasi Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara

Pada tanggal 24 Maret 2017, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Barus. Pembangunan Tugu itu sendiri diprakarsai oleh organisasi Jam'iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI).***

Editor: Sunardi Panjaitan

Tags

Terkini

Terpopuler