10 Fakta Tentang Barus, Titik Nol Peradaban Islam di Indonesia yang Terletak di Sumatera Utara

- 16 April 2021, 10:48 WIB
Makam Syekh Mahmud di Makam Papan Tinggi Barus
Makam Syekh Mahmud di Makam Papan Tinggi Barus /Jurnal Medan/Sunardi Panjaitan/

Ada sekitar 215 makam yang berada dalam kompleks makam Mahligai. Makam-makam ini tersusun berkelompok. Satu makam yang dinilai paling tua adalah milik Syekh Rukunuddin. Syekh Rukunuddin diyakini berasal dari jazirah Arab.

Baca Juga: Berbuka atau Berdoa Dahulu Saat Adzan Berkumandang?

Baca Juga: Susahnya Minta Ampun, Ini 5 Meme Kocak Sulitnya Bangun ketika Sahur

7. Jadi Pusat Penelitian Arkeologi Dunia
Barus, menjadi salah satu tujuan wisata bagi para peneliti arkeologi islam, baik dari dalam negeri dan dari luar negeri, khususnya di Lobu Tua dimana peneliti Prancis dan Indonesia melakukan eksplorasi arkeologi.

Salah satu arkeolog dunia yang hasil penelitiannya cukup sering dikutip tentang Barus adalah arkeolog asal Perancis yakni Prof Dr Ludwick Kalus, Prof Dr C Guillot dan Dr Daniel Perret.

8. Tempat Lahirnya Hamzah al-Fansuri

Hamzah al-Fansuri atau dikenal juga sebagai Hamzah Fansuri merupakan seorang ulama sufi dan sastrawan yang hidup pada abad ke-16. Hamzah Fansuri berasal dari Barus dan tercatat sebagai salah satu ulama sufi terbesar dan sastrawan besar di nusantara.

9. Terdapat 44 Makam Aulia

Salah satu bukti bahwa Barus adalah kota Islam pertama di Indonesia juga dapat dilihat dari keberadaan 44 makam aulia yang ada di Kecamatan Barus. Selain di Makam Papan Tinggi dan Makam Mahligai, sejumlah makam aulia juga terdapat dibeberapa titik di Kecamatan Barus.

Sayang, beberapa lokasi makan kini tidak terawat dengan baik dan terancam hilang akibat terbawa arus banjir dan longsor.

Halaman:

Editor: Sunardi Panjaitan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x