Proses pendaftaran identifikasi FR juga dapat mencegah penyalahgunaan data kependudukan yang bocor.
Proses pendaftaran FR hanya perlu dilakukan satu kali dimana jika ada yang menggunakan KTP palsu/bodong tidak akan bisa mendaftarkan dirinya karena proses pendaftaran harus menggunakan pemindaian chip e-KTP dan sidik jari.
Akurasi Face Recognition
Jika dibandingkan dengan metode biometrik lain seperti sidik jari dan iris mata, akurasi FR lebih rendah dan memiliki tingkat kesalahan (false positive) yang lebih tinggi.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi kecerdasan artifisial AI, tingkat akurasi FR sudah mengalami peningkatan yang sangat tajam.
Menurut pengujian NIST National Institute of Standards and Technology, algoritma FR memiliki akurasi lebih dari 99 %, khususnya jika database memiliki beberapa contoh gambar objek FR.
Beberapa bank di Jepang bahkan mulai menerapkan FR di mesin ATM dalam mengidentifikasi pemilik kartu ATM guna mencegah Fraud.
Meskipun secara teknis FR memiliki akurasi lebih rendah dibandingkan pemindaian sidik jari dan iris, namun FR memiliki keunggulan contactless process atau proses pemindaian jarak jauh sehingga sangat membantu ketika digunakan saat pandemi.
Selain itu, proses pemindaian bahkan dapat dilakukan hanya melalui kamera dan tidak disadari oleh objek yang di pindai.