17 Ramadan: Tragedi Pembunuhan Ali bin Abu Thalib

- 27 April 2021, 17:07 WIB
Guru Pasir
Guru Pasir /Tim Jurnal Medan 2

Komplotan Ibnu Muljam bergerak. Ketiganya menghunuskan pedang. Bersembunyi di pintu yang menjadi tempat kebiasaan Ali keluar. Saat keluar, Ali berteriak membangunkan masyarakat, “Shalat!!.. Shalat!!..” Saat itulah dengan cepat Syabib menyabetkan pedangnya ke leher Ali. Dan Ibnu Muljam menimpalinya dengan membacok kepala sahabat yang mulia ini. Darah Ali mengucur membasahi janggutnya. Ibnu Muljam berkata, “Tidak ada hukum kecuali milik Allah. Bukan milikmu dan bukan milik teman-temanmu, hai Ali!” Ia membaca ayat:

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ

“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (Quran Al-Baqarah: 207).

Ali berteriak, “Tangkap mereka!”

Baca Juga: PDIP Bertemu PKS di Menteng, Mardani: Oposisi Belajar dari Oposisi

Wardan terbunuh dalam pengejaran. Sementara Syabib berhasil meloloskan diri. Dan Ibnu Muljam tertangkap.

Akhirnya, Ali bin Abu Thalib menghembuskan nafas terakhir pada 21 Ramadhan 40 H.

Di tempat lain, Al-Barrak menyabet Muawiyah yang sedang mengimami shalat subuh. Muawiyah terluka. Tapi serangan itu tak sampai membunuhnya. Sementara Amr bin Bakr salah dalam targetnya. Pada hari itu, Amr tidak bisa mengimami shalat karena sedang diare. Imam penggantinya, Kharijah bin Abu Habib pun terbunuh. Ketiga Khawarij ini berhasil ditangkap dan dihukum mati.***

Halaman:

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x