Beberapa hari sebelumnya pemain dari kedua tim terlibat perang urat syaraf di media massa.
Konon tidak ada wasit nasional yang berani menangani pertandingan final, kecuali Mahdi Talib yang akhirnya memberanikan diri untuk memikul risiko berat tersebut.
Bola pertama digulirkan PSMS dan langsung melakukan serangan, tetapi dapat dibendung Persija. Laga berimbang dan bermain dalam tempo cepat.
Pertandingan disaksikan Menteri Luar Negeri RI Adam Malik. Anak-anak Medan langsung menguasai jalannya pertandingan di lapangan rumput Senayan yang basah.
Begitu derasnya serangan dari Medan, penyerang Persija yang biasanya gesit sampai harus turun membantu pertahanan.
PSMS berhasil membobol gawang Persija yang dikawal Sudarno pada menit 10 lewat kaki Parlin Siagian hasil kerjasama dengan Mariadi dan Nobon.
Gol ini membuat pemain-pemain Persija kaget. Persija pun mulai ambil inisiatif untuk melakukan penyerangan.
Dari sebelah kanan tribun terdengar teriakan, "Hidup Persija.. Hidup Persija.. !!" yang melecut semangat pemain-pemain Macan Kemayoran.