Ekonom Faisal Basri Sebut Utang PLN Banyak, tapi Untuk Keperluan Produktif dan Investasi

- 15 Juni 2021, 17:00 WIB
Ekonom Faisal Basri mengatakan Utang PLN Banyak tapi Untuk Keperluan Produktif dan Investasi. PLN juga dinilai mampu mengelola keuangan di mana investasi lebih tinggi dari utang itu sendiri
Ekonom Faisal Basri mengatakan Utang PLN Banyak tapi Untuk Keperluan Produktif dan Investasi. PLN juga dinilai mampu mengelola keuangan di mana investasi lebih tinggi dari utang itu sendiri /Antara Foto

Faisal menguatkan pernyataannya dengan membandingkan laporan keuangan PLN terhadap sejumlah BUMN. BRI dan Bank Mandiri, misalnya, punya aset masing-masing Rp 1.387 triliun dan Rp 1.001 triliun.

Baca Juga: Syarat CPNS 2021 Formasi Khusus Disabilitas: Cek Disini!

Sementara Pertamina Rp 984 triliun. Ada pun Aset BNI dan BTN masing-masing bernilai Rp 709 triliun dan Rp 297 triliun. BUMN lain beraset total di bawah PLN, Pertamina, dan empat bank pemerintah tersebut.

Investasi PLN bisa lebih besar dari utang karena sumber dananya tidak hanya pinjaman. Sebagian investasi PLN didanai dari kas internal dan penambahan modal. Investasi dari kas internal dimungkinkan karena PLN masih mencatatkan keuntungan.

Tata kelola keuangan PLN sejauh ini tetap untung meski harga listrik tidak naik sejak 2017. Padahal, sumber pendapatan PLN hanya dari menjual daya.

"Ongkos naik terus, harga tidak boleh dinaikkan," ujarnya.

Sebagai informasi, pendapatan PLN naik karena jumlah pelanggan terus bertambah dari 61 juta menjadi 79 juta. Saat pendapatan bertambah maka terjadi kenaikan biaya produksi. Sebab, semakin banyak pelanggan harus dilayani.

"Penyambungan kabel, penyediaan energi primer, semua butuh biaya," ujar Faisal. ***

Halaman:

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah