Network
JURNAL MEDAN - Ketum Perindo Hary Tanoe mengumumkan Ustadz Yusuf Mansur bakal menjadi caleg partainya di Pemilu 2024. Profil terbaru sang ustadz pun dicari-cari.
Hary Tanoe mengatakan hal itu dalam perayaan HUT ke-8 Partai Perindo di iNews Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin, 7 November 2022.
Ustadz Yusuf Mansur disebut Hary Tanoe sebagai sahabat yang tentu saja bakal mendulang suara di Pemilu 2024.
"Bahkan kawan saya Ustaz Yusuf Mansur mau nyaleg juga katanya," ujar Hary Tanoe.
Sementara Yusuf Mansur mengatakan telah melakukan persiapan untuk bisa maju sebagai caleg Perindo selama beberapa bulan terakhir.
Konsep yang diusung Yusuf Mansur termasuk kesejahteraan, ekonomi kerakyatan, persatuan kesatuan bangsa, hingga dakwah dan pesantren.
"Tapi ya mau doa-doa dulu minta petunjuk Allah dan petunjuk kanan kiri, termasuk dari daerah mana nanti berjuangnya bersama kawan se-Indonesia," ujarnya.
Berikut profil Yusuf Mansur:
H. Jam’an Nurchotib Mansur S.H.I, M.E atau lebih dikenal sebagai Yusuf Mansur lahir di Jakarta 19 Desember 1976.
Selama ini Yusuf Mansur dikenal sebagai penceramah dan pengusaha Indonesia berdarah Yaman dan Betawi.
Kerap muncul di televisi pada tahun 2000-an membuat Yusuf terkenal. Ia juga muncul di beberapa film hingga sinetron serta safari dakwah.
Yusuf juga dikenal sebagai pimpinan dari pondok pesantren Daarul Quran dan pemimpin pengajian Wisata Hati.
Baca Juga: Lengkap! Tata Cara Melaksanakan Shalat Gerhana Bulan Total. Dari Bacaan Niat, Doa sampai Khutbah
Dilahirkan dengan nama Jam’an Nurkhatib Mansur, Yusuf adalah seorang putra keluarga Betawi dari pasangan Abdurrahman Mimbar dan Humrifíah.
Yusuf menikahi seorang wanita bernama Siti Maemunah secara siri pada 1999 di Bogor dan menikah secara hukum negara di Kantor Urusan Agama Tangerang pada 9 September 2000.
Ketika itu Yusuf berusia 23 tahun dan Maemunah 14 tahun saat pertama kali menikah. Pasangan Yusuf dan Maemunah memiliki lima orang anak.
Mereka adalah Wirda Salamah Ulya Mansur, Qumii Rahmatul Qulub Mansur, Muhammad Kunn Syafii Mansur, Muhammad Yusuf Al Haafidz Mansur, dan Aisyah Humairoh Hafidzoh Mansur.
Pada 2003, Yusuf menggagas berdirinya Program Pembibitan Penghafal Al-Qur’an (PPPA) yang mencetak penghafal Al-Qur’an melalui pendidikan gratis bagi para Dhuafa di Pondok Pesantren Daarul Qur’an Bulak Santri, Karang Tengah, Tangerang.
Sebenarnya, sejak usia 9 tahun, kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah (MI), Yusuf sudah sering tampil di atas mimbar untuk berpidato.
Saat tamat MI, ia melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) Chairiyah Mansuriyah, sebuah lembaga pendidikan yang dikelola keluarganya, K.H. Achmadi Muhammad.
Saat itu, Yusuf Mansur adalah siswa paling muda dibandingkan dengan teman-temannya yang lain.
Baca Juga: Kabar Baik, MasterChef Indonesia Season 10 Segera Tayang Bisa Disaksikan di TV Analog
Lulus dari MTs Chairiyah Mansuriyah, ia kemudian melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri 1 Grogol sebagai lulusan terbaik pada tahun 1992.
Setelah itu Yusuf melanjutkan kuliah di Jurusan Peradilan Agama, Fakultas Syari'ah, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Di dalam pengantar bukunya "Mencari Tuhan yang Hilang" yang diungkap oleh Prof. Dr. H. Amin Suma, MA., M.H. Yusuf sempat putus kuliah pada 1997.
Tetapi pada 2002 ia kembali melanjutkan kuliah hingga meraih gelar sarjana hukum Islam di UIN Syarif Hidayatullah pada 2009, kemudian meraih gelar magister ekonomi dari Universitas Trisakti pada 2017.***
