JURNAL MEDAN - Valentino Simanjuntak menyatakan mundur sebagai presenter dan komentator sepakbola nasional usai tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
Netizen kemudian membandingkan sikap Valentino Simanjuntak dengan pengurus PSSI yang tidak menunjukkan tanda-tanda mengundurkan diri.
Sikap yang diambil Valentino Simanjuntak juga mendapatkan respect dari banyak orang. Ia mundur ksatria disertai alasan simpati dengan korban tragedi Kanjuruhan.
Valen, sapaan akrabnya, dikenal sebagai Bung Jebret mengaku frustrasi dan tidak tenang melihat tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan ratusan Aremania tewas.
"Sepanjang hari ini, kegelisahan dan frustrasi saya dari apa yang terjadi meyakinkan saya mengambil keputusan ini," kata Valentino Simanjuntak melalui akun Instagram-nya, Minggu, 2 Oktober 2022.
Puluhan akun centang biru, mulai dari artis, olahragawan, pesepakbola, hingga influencer memberikan kata 'Respect' kepada Valentino di akun Instagram-nya.
Beberapa akun juga menyatakan pengurus PSSI dan PT LIB selaku operator Liga Indonesia seharusnya mengikuti sikap sportif dan ksatria Valentino Simanjuntak.
"Mundur juga donk ketua @pt_lib @pssi @polda_jatim @polresmalang_polisiadem sebagai bentuk tanggungjawab dan rasa malu," tulis akun Instagram @yayancaryanto.
"KETUA PSSI, PT LIB, KAPOLDA JATIM kapan mau mundur?," balas akun @yukenles.
Banyak juga akun yang mengucapkan terima kasih kepada Valentino Simanjuntak namun kemudian beberapa akun langsung senggol Ketua PSSI, PT LIB, dan Kapolda Jatim.
"#respect padahal cuma komentator loh gak ada hubungannya dgn laga secara langsung. @mochamadiriawan84 @polresmalang _polisiadem @pssi @pt_lib kapan mau menyampaikan statment minta maaf & pengunduran diri. ???," kata akun @anggaaariii_.
Sebelumnya, netizen ramai-ramai menghujat pengurus PSSI setelah ratusan suporter tewas akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan.
Banyak netizen yang kesal dan geram dengan PSSI karena selalu mengemukakan alasan evaluasi dan evaluasi dari peristiwa kerusuhan, tetapi tanpa hasil.
Alasan yang sama juga dikemukakan PSSI saat dua Bobotoh tewas karena peristiwa yang hampir serupa di Stadion Gelora Bandung Lautan Api di bulan Juni 2022.
Masih segar dalam ingatan bagaimana Ketua PSSI M Iriawan alias Iwan Bule mengatakan akan melakukan evaluasi besar-besaran usai dua Bobotoh tewas.
"Pasti evaluasi terhadap pelaksanaan, yang lainnya kita serahkan kepada pihak kepolisian,” kata Ketua Umum PSSI M Iriawan di Batujajar Kabupaten Bandung Barat, Senin, 20 Juni 2022.
Kini, PSSI kembali dengan alasan serupa dengan melakukan evaluasi di tengah insiden kemanusiaan tragedi Kanjuruhan menjadi perhatian dunia.
"Tewas satu evaluasi, tewas dua evaluasi, tewas 125 masih evaluasi??? Gila lu!!!...," demikian tulis sebuah postingan di media sosial, Minggu, 2 Oktober 2022.
Sekjen PSSI Yunus Nusi saat konferensi pers terkait kerusuhan di Kanjuruhan mengatakan akan kembali melakukan evaluasi pertandingan Liga 1 digelar malam hari.
PSSI juga akan meng-investigasi insiden kemanusiaan yang menghancurkan hati keluarga besar sepakbola nasional dan dunia tersebut.
"Kami dan kita akan menunggu hasil selengkapnya hasil investigasi ini," kata Yunus Nusi di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Minggu, 2 Oktober 2022.***