Tayangan yang mereka tonton biasanya merupakan siaran tidak aman seperti sinetron, infotainment, reality show dan masih banyak lagi yang bisa merusak masa anak-anak.
Usia anak-anak pada dasarnya merupakan umur dimana mereka diharuskan lebih banyak bermain, terutama melibatkan aktivitas fisik serta mengisi waktu yang setidaknya dengan kegiatan yang sesuai dengan dunianya.
Peringatan Hari Tanpa TV setiap tanggal 23 tahun ini mungkin akan berbeda dari sebelumnya. Karena saat ini Indonesia masih diselimuti kondisi pandemi COVID-19.
Pasti banyak kegiatan lain yang bisa Anda lakukan walau di rumah. Salah satunya mengajak anak bermain di halaman depan rumah, masak-masakan, bernyanyi, berkebun, hingga mengajak anak membantu membersihkan rumah.
Berikut ini 5 fakta gerakan Hari Tanpa Televisi yang perlu diketahui:
1. Sejarah dan Latar belakang
Hari tanpa TV digagas Yayasan Pendidikan Media Anak yang kemudian mengajak Koalisi Nasional pada 2008 lalu. Hal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya tayangan TV yang tidak mendidik dan tidak aman untuk anak.
Gerakan ini akan memiliki dampak yang besar, mengingat anak dan remaja lebih mudah menyerap dan menerima informasi yang mereka lihat dan dengar, tanpa mem-filternya terlebih dahulu.
2. Gerakan Jangka Panjang