Pakar IT Sebut Salah Kaprah Analog vs Digital, Ternyata Spektrum Analog Lebih Unggul Dari Digital, Tapi..??

- 10 November 2022, 17:58 WIB
Ilustrasi TV Digital
Ilustrasi TV Digital /Tangkapan Layar

JURNAL MEDAN - Analog Switch Off (ASO) yang sedang digulirkan pemerintah memberikan impresi yang kurang tepat seakan-akan bahwa spektrum digital lebih baik dari spektrum analog.

Di dalam dunia nyata, baik dunia fotografi (warna), dunia musik (suara) dan pengaturan waktu spektrum digital tidak akan pernah bisa mengalahkan atau menyamai spektrum analog.

Spektrum digital adalah buatan manusia yang berbasiskan binari dan dibatasi oleh banyaknya jumlah transistor yang mengaturnya.

Baca Juga: Pakar Melihat Manfaat Penggunaan Face Recognition (FR) KAI, Keamanan Data Penumpang HARUS Prioritas

Sedangkan spektrum analog adalah dunia nyata yang memiliki spektrum antara yang tidak terbatas.

Lalu mengapa produk elektronik digital lebih populer daripada produk elektronik analog?

Kenapa dalam dunia penyiaran semua negara berlomba-lomba melakukan ASO?

"Jawabannya adalah karena spektrum digital lebih handal dan efisien dibandingkan spektrum analog," kata pakar IT Vaksincom Alfons Tanujaya dalam keterangan kepada media, Kamis, 10 November 2022.

Sebaliknya spektrum analog mengkonsumsi frekuensi yang terlalu luas yang kurang diperlukan.

Baca Juga: HOAKS! Social Spy WhatsApp Diklaim Bisa Menyadap WhatsApp, Pakar Sebut Ini Modus Cari Untung Via Disinformasi

Karena frekuensi adalah sumber daya yang terbatas dan pemborosan penggunaan frekuensi tentu mengakibatkan kerugian yang sangat besar dan harus dihindari.

Analog adalah kesempurnaan

Jika anda tidak percaya bahwa spektrum analog lebih sempurna daripada spektrum digital, lihat contoh simpel lampu analog yang dapat diredupkan atau knop volume suara.

Bandingkan dengan pengatur lampu atau volume digital seperti Google Assistant, Siri atau Alexa.

Pengaturan volume digital umumnya memiliki tingkat pengaturan yang jelas 0 % untuk tidak ada suara, 50 % atau 100 % untuk suara full.

Baca Juga: UU PDP Disahkan, Pakar Vaksincom: Kebocoran Data Mungkin Turun, Aksi Peretasan Hacker Tak Akan Berkurang

Saat ini tidak ada atau jarang pengatur volume digital yang bisa mengatur volume 10,56 % atau 15,836 % karena selain tidak diperlukan, secara ekonomis akan menambah biaya menanamkan chip mahal hanya untuk mencapai hal yang tidak perlu.

Knop lampu atau volume mengatur banyaknya arus yang boleh melewati knop dan dialirkan ke lampu atau speaker dan variasinya tidak terbatas, yang membatasi adalah desain dan material knop itu sendiri dalam membatasi arus yang bisa lewat.

Asalkan memiliki material yang mumpuni tingkat detail volume arus atau suara yang bisa diatur memiliki probabilitas yang tidak terbatas.

Dalam dunia warna, kelihatannya warna di layar komputer ini sangat banyak dan terkadang sangat sulit bagi kita memilih pilihan warna yang tersedia.

Baca Juga: Pakar IT: Kominfo Harus Main Cantik Tegakkan Aturan PSE, Melawan Para Raksasa, Masyarakat Ketergantungan

Namun fakta sebenarnya adalah warna yang terkandung dan dapat ditampilkan komputer konvensional saat ini hanya terbatas 16.777.216 warna.

Angka tersebut didapatkan dari 256 pangkat 3 yang merupakan perkalian dari 3 warna dasar RGB Red Green Blue di komputer yang masing-masing variasinya terbatas "hanya" 256 gradasi.

Mengapa 256? Karena komputer yang kita gunakan menggunakan sistem binari 00000000 sampai 11111111 dan angka desimal yang dihasilkan adalah 0 - 255, sehingga ada 256 level warna yang tersedia untuk setiap warna dasar.

Lalu di dunia nyata, apakah warna yang ada hanya terbatas 16.777.216?

Baca Juga: Per 1 Juli 2022 Aplikasi My Pertamina Batasi Subsidi Solar dan Pertalite, Pakar IT: Mimpi di Siang Bolong

Jelas tidak, dan hal ini menunjukkan secara ideal spektrum analog tidak terbatas dan merupakan spektrum sempurna yang sangat sulit atau hampir mustahil dapat disamai oleh spektrum digital.

Digital adalah efisiensi dan kehandalan
Para penikmat audiophile dengan telinga emas dan pecinta fotografi yang serius tentunya mahfum dengan hal di atas.

Tetapi kenyataannya memang digitalisasi mengutamakan efisiensi dan ada satu hal yang menguntungkan mereka, keterbatasan panca indera manusia dalam menyerap spektrum.

Walaupun dalam faktanya lampu yang dinyalakan 50 % dan 50,53 % itu berbeda, namun akan sangat sulit bagi orang awam untuk membedakan hal tersebut.

Baca Juga: CISSReC Menduga Kebocoran Data KPU Bisa Saja Ulah Orang Dalam karena Ada Data TPS Bocor, Insider Attack?

Hal yang sering terjadi adalah warna cat tembok yang ditampilkan di toko online atau brosur cetakan sering berbeda dengan kenyataannya dan tidak bisa 100 % sama dengan aslinya adalah karena keterbatasan komputer atau printer menampilkan warna yang dapat dihasilkan oleh pabrik cat di dunia nyata.

Namun penulis mengharapkan tulisan ini tidak disalahgunakan oleh penjual nakal yang mengklaim warna biru sebagai warna hijau.

Digitalisasi memiliki banyak keuntungan dalam implementasi dunia elektronik dan memiliki banyak kelebihan.

Walaupun kita tahu bahwa suara dari lagu dari Spotify yang kita dengarkan hanya 90 % dari suara lagu aslinya karena adanya kompresi dan penghilangan gelombang yang tidak diperlukan supaya ukuran lagunya menjadi kecil dan cepat di kirimkan ke ponsel kita.

Baca Juga: Data Pribadi di Sektor Kepemiluan, Anggota KPU RI Betty Epsilon Jelaskan Tiga Karakter dan Jenis Datanya

Namun kerugian kompresi ini tidak signifikan dibandingkan keuntungan dimana kita mendapatkan kecepatan dalam mengunduh dan mendengar lagu yang kita inginkan.

Demikian juga dengan foto JPEG yang kita tampilkan dikomputer, sebenarnya sudah komputernya terbatas "hanya" bisa menampilkan 16,7 juta warna, lalu fotonya juga di kompresi lagi.

Tapi faktanya kita tetap senang-senang saja menerima hal ini karena ukuran filenya kecil sehingga mudah dan cepat dikirimkan ke WA dan hemat bandwidth sehingga aman bagi kantong.

ASO dan TV Digital

Walaupun secara ideal sinyal analog memiliki spektrum lebih luas daripada sinyal digital, namun dalam dunia penyiaran spektrum yang lebih tersebut tidak diperlukan dan terkadang mengganggu.

Baca Juga: Indonesia Kini Punya Cloud Lokal, BSSN Resmi MoU dengan PT INTI dan DesktopIP Garap Infrastruktur Cyber

Berbeda dengan menikmati lagu audiophile yang ingin mendapatkan detail suara seotentik mungkin, banyaknya spektrum analog ini malah mengakibatkan pemborosan frekuensi dan malah mengganggu kualitas siaran itu sendiri.

Justru keterbatasan digital ini malah memberikan kenikmatan dalam penyajian konten yang lebih efisien karena kelebihan spektrum dalam gelombang analog memberikan efek yang kurang menyenangkan dalam menangkap siaran TV seperti berbayang atau bintik-bintik.

Bayangkan anda menonton Piala Dunia antara Iran vs Inggris karena sinyal analog yang spektrumnya luas dan berhasil ditangkap antena mengakibatkan pemain bola dan bolanya menjadi banyak.

Untung saja kipernya juga jadi banyak sehingga tidak kerepotan menghalau bola yang menjadi banyak tersebut.

Baca Juga: Sudah Zaman Cloud, Perangkat IT KPU Tidak Diperbarui Sejak 2009, Ini Kata Pengamat Keamanan Sistem Informasi

Selain itu, transmisi sinyal digital membutuhkan bandwidth yang lebih kecil dibandingkan sinyal analog dimana satu channel analog yang sama dapat digunakan untuk transmisi 4 atau lebih channel digital.

Lalu apa pertimbangan lain beralih ke digital dan ASO ini? Serta apa yang diperlukan oleh kita sebagai pemilik TV untuk bisa menikmati siaran TV Digital? ***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x