Maka Pemilu disebut sebagai sarana integrasi bangsa dan sebisa mungkin diminimalisir konflik yang memecah belah persatuan bangsa.
"Pada akhirnya kemudian kita bertahap munculnya pemimpin bangsa melalui Pemilu dengan legitimasi yang tinggi," ujarnya.
Adapun sejumlah tantangan yang dihadapi KPU dan stakeholder kepemiluan diantaranya sistem pendingin 'cooling system' yang harus dibuat karena pemilu melibatkan konflik.
Di satu sisi terdapat konflik dan persaingan antar peserta Pemilu, di sisi lain juga terdapat koalisi antar peserta maupun calon anggota wakil rakyat itu sendiri.
Baca Juga: Ini Deretan Modus Pelanggaran Dana Kampanye di Pemilu, KPU dan PPATK Siapkan Langkah Pencegahan
"Jadi harapan kita itu ada cooling system yang otomatis karena elemen parpol atau siap-siap akan menghadapi Pilkada di situasi yang tidak terlalu lama usai Pemilu 2024," ujarnya.
Kemudian penegakan hukum Pemilu, sengketa proses dan seterusnya hingga penetapan hasil di Mahmakah Konstitusi (MK).
KPU dan stakeholder kepemiluan juga menghadapi tantangan soal keterbukaan informasi, di mana KPU akan mendorong transparansi dan akuntabilitas.
Berikutnya tantangan di persoalan logistik saat KPU melakukan distribusi, kecepatan pengadaan, pengiriman, dan seterusnya.
Baca Juga: KPU Petakan TPS Lokasi Khusus Melibatkan 7 Kementerian, Datanya Terus Bergerak